Sosial
Budaya Desa Labang
Agaknya perlu dikemukakan
sedikit eksplorasi dan apologi agar tulisan “sederhana” ini tidak
mendapat kritikan yang keras dari yang semestinya. Kendati demikian, bukan
berarti bahwa berbagai pemaparan yang
tersaji dalam tulisan ini dianyam pada rajutan dan nuansa Anti-Kritik,
melainkan untuk mengingatkan bahwa “mendongengkan” Sosial Budaya Masyarakat Labang
bukanlah hal yang mudah. Sebab, yang
menjadi al-mukhatab bukanlah keledai dungu, melainkan sosok yang
berupa animale rationale. Ini tentu berlaku pada siapa saja, kecuali
jika ANDA merupakan bagian dari para keledai dungu itu.
Budaya merupakan suatu cara
hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok masyarakat dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam budaya terkandung dalam serangkian
nilai sosial, pandangan hidup, cita-cita pengetahuan dan keyakinan serta
aturan-aturaan yang saling berkaitan sehingga terbentuk satu kesatuan yang
bulat. Fungsinya merupakan pedoman tertinggi dalam bersikap dan berperilaku
dalam kehidupan masyarakat.
Dalam tradisi masyarakat
labang masih menjalankan tradisi-tradisi yang mereka warisi dari generasi
kegenerasi dan dipertahankan hingga sekarang.wujud dari implikasi ini bisa
dilihat dari kehidupan keseharian maupun dari kegiatan-kegiatan yang mereka
laksanakan bersama.
1.
Sosial budaya masyarakat labang
Masyarakat madura
dikenal memiliki karakter yang keras, namun sangat religius yang membuat
perilaku budaya masyarakatnya tidak jauh dengan nilai-nilai agama yang telah
dianut oleh leluhur mereka secara turun menurun. Masyarakat madura juga
terkenal dengan perilakunya yang sopan, saling hormat dan saling membantu
sehingga tercipta kehidupan yang harmonis.
Dapat di amati pola kebudayaan masyarakat di Desa
Labang yang dari dulu sampai sekarang
masih ada didesa tersebut. Pola kehidupan sosial masyarakat Desa Labang sangat
erat. Seperti ketika sebuah keluarga tertimpa musibah, salah satu keluarganya
meninggal dunia. Maka tanpa adanya sosialisasi pun mereka dengan sendirinya
ikut merasakan kesedihan keluarga tersebut atau ikut simpati. Bukti autentik
hal tersebut adanya tahlilan selama 7 hari, setelah tahlilan ada pengajian
bersama selama 40 hari, biasanya untuk pengajian tersebut hanya dilakukan oleh
sebagian masyarakat yang mampu.
Hal seperti itulah merupakan wujud konkrit kepedulian
masyarakat satu sama lain.sampai sekarangpun hal tersebut masih berlaku di Desa
Labang.Tidak hanya itusaja yang ditunjukkan oleh masyarakat Labang, tidak hanya
rasa simpati yang ditunjukkan oleh masyarakat, namun dalam aspek lainpun juga
demikian, seperti acara Pernikahan, para pemuda-pemudi banyak berdatangan,
biasanya H-2 sebelum acara, bergotong royong pada saat pembangunan terop dengan
penuh ikhlas tanpa dimintai pertolongan mereka akan membantu dengan ikhlas.
Baik tenaga maupun pikiran.
Ada beberapa bentuk
kegiatan sosial yang berjalan di kehidupan masyarakat desa labang, antara lain
:
1.
Yasinan
Kelompok yasinan merupakan
bentuk kegiatan kelembagaan masyarakat yang bergerak dalam kegiatan pengajian,
kegiatan ini dilaksanakan satu minggu sekali, tepatnya pada malam jumat.
Kelompok yasinan hanya melingkupi setiap dusunnya sendiri, pada saat ini
kelompok yasinan setiap dusun aktif dan mempunyai kegiatan sendiri.
2.
Pencak Silat Lepas Nyata.
Pencak Silat Lepas
Nyata merupakan kesenian tradisional khas desa labang, kegiatannya pencak silat
yang diturunkan oleh leluhur desa labang kegenerasi selanjutnya. Kegiatan
carokan ini dilaksanakan pada seminggu sekali yatiu pada malam minggu biasanya
latihan. Kegiatan ini banyak di ikuti oleh pemuda-pemuda desa labang , pada
acara-acara tertentu mereka menampilkan kegiatan ini seperti acara mantenan.
3.
Arak-arakan Manten.
Arak-arakan manten
merupakan sebuah budaya yang dilaksanakan pada saat acara mantenan, arak-arakan
ini berisi penganten perempuan menjemput pengantin laki-laki dengan menunggangi
kuda Sleter, Lalu penganten laki-laki dibawak kerumah penganten perempuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar